Ku
tulis ini
dengan
hati,
agar kau tau betapa kau berarti,
agar kau sadari,
sayang ini
ada untuk menemani hari-hari.
ini
bukan
sekedar untaian diksi,
melainkan
curahan sebuah hati,
untuk
kau dan diri,
sebab
tiada waktu yang mati
ketika
telah dicintai
tolong
resapi.
Sebait kisahku dengan dirinya …
Semester awalku menjadi seorang mahasiswa,
aku tidak pernah mengetahui jika ‘kan ada seorang yang menjadi penggantinya,
dia di semester akhir masa putih abu-abuku.
Ini lah sebait cerita tentang dia,,
Dia, entah kapan awalnya kita bisa bertegur
sapa
Dia, yang tidak pernah ingin ku tahu siapa
namanya
Dan tidak peduli terhadap apa yang dia
lakukan
Serta untuk memandangi bahkan melihatnya
tidak ada niat
Bukan karena membencinya tapi tidak mau tahu, ya dia adalah orang yang tidak penting bagiku
Dia,
entah mengapa ku bisa akrab dengannya
Bercanda
bersama dan berbagi kisah bersama
Untuk
dia dan aku, ini hal yang biasa, ya dia temanku
Namun
Ketika waktu,
Berlalu,
Dengan lajunya yang selalu,
Dia menjadi tidak biasa,
Dia ntah kapan menjadi begitu bermakna
Hingga
pada saat dimana hari-hariku terselebung oleh bayangnya
Ya,
dia masih temanku
Namun
bagian diriku yang lain tidak menganggap demikian
Saat itu, dia sepertinya sama, menganggap
temannya ini (aku) bukanlah teman
Ku tahu itu, namun masih samar dan masih
selalu ada kata “sepertinya” dan “mungkin”
Tahukah
dia, jika wanita membutuhkan kepastian ?
Begitu menjadi misteri dia di hari-hariku
Alhasil
Gantung, ngambang dan membingungkan dia membuatnya.
Ku menikmati ketidak jelasan yang dia buat
dengan egoku
Berbagai hati tiada ku terima hanya
untuknya, begitu terlanjurku menunggunya
Ku menunggu, masih menunggu
Hingga ku merasakan
titik kejenuhan akan ketidakpastian yang ntah kapan akhirnya
Saat dimana ku
tidak menginginkannya
Tidak ingin
menunggu hal yang tidak jelas
Buatku ini
adalah kebodohan yang bodoh ketika menunggu sesuatu yang tidak pasti
Yang ia buat,
Kebodohanku menunggunya,
tersadarku
Ya dia juga
begitu bodoh membuatku menunggu
Bodoh dan
konyol.
Namun ketika ku tidak menginginkan hasil
dari penantian
Dia datang dan mengajak untuk mengakhiri
penantianku
Biasa, ya itu menjadi biasa. Namun terselip
rasa lega
Setidaknya hal yang selama ini ku tunggu
membuahkan hasil,
Awal perasaan ini hanya biasa
Namun, berganti bahagia, merindu,
menyayangi.
Waktu itu awal bulan desember.
Awal desember yang dingin
Ramainya rintik hujan menghiasi
Dia menjadi seseorang yang begitu berarti
Hingga saat ini.
Ari.